Menjadi Negara Penghibur

Indonesia adalah sebuah bangsa yang sangat unik, sudah diberi kemakmuran dengan tanah yang subur, sumber daya alam yang melimpah, sumber daya manusianya yang cerdas-cerdas sampai juga dibumbui “aroma” para koruptor yang kelakuannyalah membuat kebobrokan di negeri ini makin memburuk dimata dunia. Maka sepertinya lengkaplah sudah bagi negara kita tidak ubahnya seperti sinetron dimana ada kebaikan pasti selalu adapula tokoh jahatnya.

Tentunya kita pasti tidak melewati adegan-adegan politik para koruptor di gelanggang panggung politik nusantara. Dari parpol sampai DPR. Dari Miss Indonesia menjadi Miss Koruptor Indonesia. Dari urusan APBD hingga Kitab suci Al Quran pun dipreteli semua. Hingga akhirnya jadilah beberapa episode drama politik yang mungkin ujungnya tidak akan pernah “the end“.

Mana katanya SBY yang mau tampil di depan sebagai panglima pemberantas korupsi. Tapi yang justru partainya lah yang menyumbang “medali” terbanyak menghasilkan koruptor dari kader-kadernya sendiri. Sehingga tampaklah jelas bagaimana ia bungkam ketika melihat upaya-upaya pelemahan KPK dalam memberangus predator pembunuh nomor satu di negeri ini.

Jadi kalau demikian yang dicontohkan pemimpin kita, bagaimana jadinya arah kebaikan yang semestinya tercipta bagi kedamaian bangsa ini. Atau minimal, kapanlah segera happy endingnya? Berdoa saja semoga lekas terwujud. Amiin..

Pelemahan KPK yang dilakukan oleh berbagai unsur, seperti DPR dengan revisi UU KPKnya atau Polri versus KPK dengan istilah Buaya vs cicak, membuat mata kita sebagai penonton sudah bisa menentukan siapakah tokoh jahat yang harus dibinasakan.

Masyarakat tidak sedang memusuhi polisi melainkan sikap mereka yang menodai upaya super berat yang dilakukan KPK dalam memberantas korupsi, karena bagi negara ini polisi sangatlah dibutuhkan minimal sebagai pengatur lalu lintas dijalan raya.

Saking serunya masalah ini, negara tetangga seperti Malaysia pun tidak luput memberitakan polemik yang terjadi. Tapi rupanya begitulah yang terjadi di tanah air kita, selain menyuguhkan sinetron dan musik bagi negara tetangga, kita juga menyuguhkan drama-drama politik untuk di tonton negara sebelah, maka jadilah kita sebagai negara penghibur.

_salam hangat rimaru_

Tinggalkan komentar